never ending story

Senin, 06 April 2009

SUSAHNYA MENCARI PERAWAN

Saat ini, hanya kurang dari separuh wilayah-wilayah Indonesia yang memiliki hutan, Terjadi penurunan yang signifikan dari luasnya hutan pada awalnya. Antara 1990 dan 2005, negara ini telah kehilangan lebih dari 28 juta hektar hutan, termasuk 21,7 persen hutan perawan. Hutan perawan merupakan hutan yang masih asli dan belum pernah dibuka oleh manusia.
Menjaga hutan perawan sama susahnya menjaga keperawanan remaja wanita di masa kini. Hutan-hutan di Indonesia sekarang ini banyak dihancurkan berkat penebangan hutan, penambangan, perkebunan agrikultur dalam skala besar, kolonisasi, dan aktivitas lain yang substansial, seperti memindahkan pertanian dan menebang kayu untuk bahan bakar.

Hal seperti ini sama saja terjadi pada remaja. “Untuk mencari remaja wanita yang masih perawan di masa modern ini sangat susah. Mungkin satu berbanding seribu”. Ucap salah satu teman sekolahku. Yah… ucapannya memang memiliki alasan. Saat ini remaja banyak sekali terjebak pada pergaulan bebas dimana berpacaran dirasa kurang lengkap tanpa “bercinta”. Ini baru satu dari ribuan alasan mengapa keperawanan wanita seakan tidak artinya lagi.
Demikian halnya yang dialami oleh hutan Indonesia. Hutan sudah dianggap tak berarti lagi. Entah siapa yang “salah bergaul” dalam kasus ini. Apakah rakyat yang salah bercinta dengan pendidikan sehingga dengan seenaknya saja menebang hutan secara liar, yang mana di kemudian hari nanti akan menyebabkan Negeri ini menangis dengan bencana-bencana alam yang di timbulkannya??? Atau salahkah rakyat yang salah bercinta dengan kemiskinan sehingga melakukan pembakaran hutan untuk di bukanya lahan-lahan baru yang lebih menguntungkan untuk saat ini dan akan sangat merugikan untuk kehidupan dimasa yang akan datang???

Dan bisakah kita menyalahkan pemerintah yang salah bercinta dengan tangannya dalam menulis Undang-undang tentang kehutanan yang dirasa kurang tegas dan menguntungkan segelintir orang saja??? Yang pastinya, kesalahan itu jangan terlalu di besar-besarkan. Dari kecil, kita sudah di ajarkan untuk memaafkan. Lalu apa salahnya memaafkan pelaku hilangnya keperawanan hutan kita atau memaafkan remaja yang telah hamil tiga bulan akibat keperawanannya yang di ambil teman sebayanya? Lagipula, sedikit-banyak kejadian seperti itu juga di sebabkan kurangnya perhatian orang tua dan kelalaian orang tua dalam menjaga dan mendidik anaknya. Untuk soal hutan, tentunya karena kelalaian kita dalam menjaga hutan kita.
Yang harus di lakukan saat ini tentunya mencari jalan keluarnya! Dalam mencari jalan keluar, kita harus berpikir tenang. Tentunya kita harus mencari apa penyebab hilangnya keperawanan tersebut! Jangan gegabah dan mendoktrin seseorang salah serta memberikan hukuman! Jika itu di lakukan, bisa saja remaja wanita yang sudah hamil tadi kabur dari rumah, karena tak dapat restu, sang pacar tak mau bertanggung jawab, kemudian sang remaja melakukan pengguguran kandungan dan hidup di jalanan, karna tak ada uang, ia bekerja menjadi pekerja seks komersial, gonta-ganti pasangan, merusak kebahagiaan rumah tangga orang lain, dan semakin terjebak dengan dunia malam sehingga memakai narkoba.

Suatu saat nanti sudah dapat diketahui musibah apa yang akan terjadi. Kalau tidak mati overdosis narkoba, bisa pula mati saat melakukan aborsi. Hal lain yang dapat terjadi ialah tertular dan menularkan penyakit menular seksual yang menjijikkan atau terkena HIV/AIDS yang saat ini belum di temui obatnya.
Kita tentunya tidak mau salah langkah dalam menghadapi masalah yang terjadi pada hutan kita. Jangan sampai sudah keperawanan hutan kita hilang, kehidupan kita juga akan hilang. Seperti yang dikatakan sebelumnya, langkah yang harus kita tempuh adalah mencari penyebab rusaknya hutan kita. Penyebab itu antara lain :

0 Komentar:

Posting Komentar

Berlangganan Posting Komentar [Atom]



<< Beranda